Jika pada KBMN 28 yang lalu Rabu, 1 Februari 2023 saya belajar tentang pengelolaan majalah sekolah, Bu Widya ditemani Bu Mutamainah, kali ini beliau ditemani NDY, Tim Solid yang menjadi
Mengelola majalah sekolah tentu bukan hal gampang. Dibutuhkan mental baja, selain dari Otot kawat balung Wesi, pepatah Jawa untuk menggambarkan seseorang yang tangguh, punya power fisik luar biasa. Bagaimana tidak, bukan hanya mengumpulkan materi/berita, tetapi juga mengupayakan pendanaan untuk terbit rutin, dan yang pasti memasarkan.
Seperti biasa NDY selalu punya cara untuk menggelorakan semangat peserta mengikuti pelajaran yang dimoderatorinya. Beliau suka sekali menggunakan bahasa Inggris, entah apa maksudnya. tetapi saya berharap semoga bahasa Indonesia tetap diutamakan. Begini katanya "Don't be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single step." Benar juga ya.
Mengangguk lemah ranting seroja Bertabur riuh kelopak seruni merona Terhampar damai cipta pujangga Terbitkan rasa takjub pangkas ironi resah
Akulah sang padang ilalang Tawarkan cinta berjuta rindu Mengundang betah setiap insan Yang haus segarnya madu
Di setiap inci bilikku Tertancap akar yang mengurat jauh Tumbuhkan pucuk kasih yang teduh Menaungi setiap rintih Melepas gurat frustasi Berganti riang yang menepi
Udara yang kau hirup itu aku Merotasi tanpa lelah Mengisi setiap dada Agar berani memandang dunia Dari sisi yang berbeda
Tentang siapa Pembicara, kita dipersilakan membuka CV beliau di
https://widyabisma.blogspot.com/2022/01/my-wonderfull-live.html
Belum lagi sempat saya hayati maknanya, sudah disusul Puisi berikutnya. Kali ini mungkin respons dari Sang sahabat. Perhatikan!
Gita Senada Ilalang
Gita Senada mendayu Merapalkan nyanyian sendu
Gemulai illalang bergerak seirama Merangkai kata membalut asa Membuai setiap mata Memberi rona Arupa
Banyu Menyapa lembut Memeluk mesra ilalang Memberi teduh dalam singgahmu Dalam rumpun padang ilalang Terpaut erat kekuatan Mengikat rasa Kebersamaan
Materi yang beliau sampaikan di awali dengan ucapan terima kasih pada Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., sang Founder KBMN PGRI, beserta segenap Tim Solidnya. Dalam ucapannya, Bu Widya mengakui tanpa Om Jay (sebutan beken Sang Founder), mungkin dia belum punya Buku Solo.
Saya setuju. karena tanpa motivasi dari beliau, dan langkah-langkah nyatanya, mungkin tidak akan lahir beratus-ratus buku karya para penulis KBMN. Termasuk saya, yang sampai saat ini sudah 17 Antologi tercipta dari sejak bergabung November 2022 (saat Kopdar 1), hingga hari ini. Alhamdulillah. Mantra sakti Om Jay "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.", benar-benar telah mbalung sumsum di setiap insan yang tergabung di KBMN PGRI maupun di Grup Public Speaking for Teacher.
Setiap sekolah pasti ingin dikenal dan terkenal. tidak peduli itu sekolah negeri maupun swasta. Lebih-lebih sekolah swasta, komunikasi dengan orang tua peserta didik, stake holder, maupun instansi-instansi terkait harus terus diupayakan. Promosi, jelas sangat diperlukan. Salah satu media komunikasi yang sangat efektif dalam hal ini adalah Majalah Sekolah.
Suka duka tentu dialami oleh Bu Widya. Tetapi karena kemauan kuatnya, MS Kharisma tetap eksis hingga kini. Padalah sebelumnya pernah stagnan. Dengan berbagai upaya, Bu Widya akhirnya berhasil membuat kharisma Reborn.
Majalah, oleh KBBI diartikan sebagai terbitan berkala yang berisi berbagai liputan jurnalistik, serta berbagai pandangan dengan topik aktual. Secara rinci Bu Widya menjelaskan seluk beluk Majalah.

Menurut Bu Widya, ada 3 hal yang perlu diketahui tentang majalah. 1. majalah merupaka terbitan berkala yang berisi berbagai liputan jurnalistik maupun pandangan tentang suatu topik yang aktual, dan perlu diketahui oleh khalayak. 2. Menurut waktu terbitnya dibedakan: majalah bulanan, tengah bulanan/
semester, mingguan, dsb. 3. Menurut isinya, ada beberapa jenis majalah yang diperuntukkan anak, anak, wanita, remaja, sastra, ilmu pengetahuan tertentu seperti misalnya kesehatan, dunia pendidikan, dsb. Sementara yang dimaksud majalah sekolah (MS) adalah majalah yang dibuat, dikelola, dan diedarkan di lingkungan sekolah.
Untuk membuat MS beberapa tantangan menjadi kendala yang harus ditangani dengan baik.
Tantangan paling sulit adalah mengajak rekan kerja untuk mewujudkan suatu ide. Tidak setiap guru memiliki perhatian yang baik terhadap perlunya MS. Apalagi jika diajak mengelola, tidak sembarang guru pula memiliki kemampuan mengelola MS. Selain harus berkorban waktu, tenaga, masih pula harus bertanggungjawab terhadap upaya kelangsungannya. Jika sekolah tidak mendukung, rasanya sulit 'mengadakan' MS. Dukungan tentu bukan hanya pendanaan, tetapi juga penghargaan, pemberian keleluasaan jam mengajar yang
ekuivalen dengan jam kerja mengurus majalah. Demikian pula dengan masyarakat, dalam hal ini Orang Tua Siswa yang jelas-jelas berkepentingan terhadap
eksistensi MS di sekolah putra-putrinya.
Setidaknya ada empat langkah yang harus dilaksanakan untuk membuat MS. 1. Menyatukan ide, dengan cara mengajak rekan Guru yang sevisi untuk mengaktualisasikan misi, 2. Merancang anggaran, menghitung beaya produksi, sumber dana, dsb,
3. Mengupayakan dukungan sekolah, dengan mengajukan proposal (visi, misi, tujuan, manfaat, SDM,
4. Sosialisasi dalam rangka memperoleh dukungan dari masyarakat, khususnya Orang Tua Wali, kemungkinan pengembangan (promosi, sponsorship, dsb).
Langkah berikutnya adalah menyusun kepengurusan MS. Dalam hal ini Bu Widya memberikan gambaran melalui bagan organisasi beserta juknis/juklaknya sebagai berikut



Keberadaan Majalah Sekolah sangatlah penting, beberapa di antaranya adalah:
1. Sebagai media komunikasi antara sekolah, siswa dan orang tua wali
2. Sarana pemberitaan atau informasi tentang kemajuan sekolah, dan program-programnya,
3. Ajang kreativitas Siswa dan Guru (menulis, menggambar, dsb),
4. Salah satu bentuk publikasi sekolah di masyarakat,
5. Kebanggaan sekolah (prestige sekolah).
6. Kelengkapan persyaratan Strata Sekolah (Unggul, baik, dsb) saat Akreditasi.
Akhirnya Bu Widya bercerita tentang Majalahnya, mulai dari bagaimana awal beliau membidani lahirnya Kharisma, hingga sekarang ini. Inilah perjalanan Kharisma, dari mulai masih lembaran
fotokopi berukuran kecil, hingga menjadi majalah, dan 2 tahun terakhir bersampul
hard cover. Kharisma setelah menjadi majalah
Di sela-sela penyampaian materinya, Bu Widya menyempatkan waktu mengajak peserta pelatihan untuk menulis di blog, tentang sekolah masing-masing dalam waktu 15 menit.
Penyampaian materi dilanjutkan dengan Tips jika hendak membuat MS.
1. Merancang nama majalah. Sarannya di antaranya, unik, menarik dan mudah diingat,
2. Menentukan template, jenis publikasi: artikel, puisi, cerpen, cerbung, cerkam, IPTEKS, berita, informasi, dsb., termasuk bahasa dan gaya penulisan.
3. Mengupayakan ISSBN/QCRBN
4. Menentukan tema: aktual, isu yang sedang booming/ngetren (news) baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat,
5. Menata design cover dan layout yang menarik,
6. Pembeayaan (produksi: cetak, honor crew, hadiah kuiz, serta sumber dana),
7. Majalah bisa berbentuk cetak, maupun digital (online),
8. Peningkatan SDM: mengikutsertakan crew dalam berbagai pelatihan berkaitan dengan publikasi maupun jurnalistik,
9. Pupuk kekompakan, dan komitmen Crew: healing, refreshing, gathering, dsb.
Di akhir penyampaiannya, Bu Widya membangkitkan semangat dan mengusik empati peserta pelatihan terhadap sekolah. Begini beliau membakar semangat berkreativitas, dan loyalitas kerja para peserta.
Tentu kita suka bukan kalau melihat anak-anak kita terpampang di majalah dengan segala aktivitas dan kreativitas mereka? Nah, apalagi yang ditunggu. Kata Bu Aam, "Done!"
Demikian materi pelatihan pada pertemuan ke- 11 di KBMN 28 ini. Pelajaran berjalan lancar, dan penuh keakraban (terlihat pada
chat-chat yang terpampang di
WA dengan sistem buka-tutup), makin seru dengan cerita dan
komen-komen Moderator handal KBMN, Ibu Mutmainah, M.Pd. Konon keduanya ibarat mata uang, dibolak-balik tetap sama (sejiwa, meski terpisah tetapi hakikatnya tak berpisah, lengket seperti perangko dan amplopnya).
Terima kasih Ibu-Ibu Cantik, Brilian, dan Berakhlakul karimah.😊🙏
Semarang, Rabu, 19 Juli 2023
Hadi Riwayati Utami
Komentar
Posting Komentar