RESUME 17 KBMN 29 MENULIS PUISI Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd. RABU, 2 AGUSTUS 2023
About You
Kamu, Hembuskan rindu Tuntun langkah beradu Lewati gerbang resah di dekapmu.
Pada senja berpita beludru Asa meluruh sendu Tercerai pilu Rona Arupa kisah Merenda sedu sedan Menarikan selaras ruam teduh.
Kumasuki bilik hati rapuh Berbenah sekat poranda Berbagi resah Tawa
Mungkin karena malam ini pelajaran menulis puisi. Ko Sim, Moderator malam ini mengawali kelas dengan puisi. perhatikan Tipologinya. Juga diksi dan rimanya. Konon jika seseorang sedang jatuh cinta, ia akan mudah berpuisi. Benarkah begitu. Barangkali di kelas ini kita akan mendapatkan jawabnya. Mendekati jam prelajaran Ko Sim membuka dengan sepotong Pantun.
Malam-malam ke pasar baru bertemu abang polisi Malam ini dapat materi baru bagaimana menulis puisi
Ibu E. Hasanah, Pembicara kali ini lahir di Sukabumi pada 10 Agustus 1967. Ayah Ibu beliau, Bapak Adjar Djarkasih dan Ibu Siti Aisyah. Bu Hasanah menikah dengan Drs. M. Hasan, M.Si tahun 1988. tiga orang putra-putri lahir dari pasangan ini, Hanief Syahrizal, S.Pd, Guru matematika SMAN 1 Cicurug; Hasbi Afrizal, S.Hum, sedang merintis usaha, dan Hasri Ahsanti, S.Tr, bekerja di RS Paru Karawang.
Tentang beliau secara lengkap dapat kita ketahui dari Link ini: https://hasanahhalima.blogspot.com/2023/02/profil-e-hasanah.html
Buku Panduan guru Menulis menrupakan Buku Solo pertama Bu hasanah seusai mengikuti KBMN Gel. 18, diterbitkan oleh Penerbit Oase, Sukoharjo dengan ISBN 978.623.378.050.6.
Beberapa karya Antologi Bu Hasanah
Bu Hasanah memberikan batasan Puisiu yang beliau kutip dari KBBI sbb:
1. Karya sastra yang bahasanya terikat oleh, irama, rima , matra, serta penyusunan larik dan bait.
2. Gubahan bahasa yang bentuk dipilih dan ditata secara cermat, sehingga mmeprtajam kesadaran
orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat pentaan bunyi, irama dan
makna khusus,
3. Sajak,
Sementara yang disebut sajak bisa dilihat dari beberapa jenisnya.
1. Sajak bebas, yaitu puisi yang tidak terkait oleh rima dan matra, demikian pula dengan jumalah larik di setiap bait, maupun suku kata di setiap lariknya,
2. Sajak berpola, merupakan jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, belah ketupat,
jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain,
3. Sajak dramatik, (sas), adalah puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional, atau situasi yang tegang,
4. Sajak lama, seperti pantun, gurindam, syair, matra dan bidal,
5. Sajak mbeling, adalah sajak ringan yang bertujuan membebaskan rasa tertekan, gelisah dan tegang penulisnya. Sajak mbeling bisa juga disebut sajak main-main.
Adapun puisi menurut HB. Jasin adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran, serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
Jika dilihat dari fisiknya, adalah sebagai berikut.
1. Bentuknya berupa baris, atau larik, dan bait,
2. Diksi, pemilihan katanya indah dan memiliki kekuatan makna,
3. Majas, yaitu bahasa kias yang merupakan ungkapan rasa atau isi hati penyair,
4. Rima berfungsi untuk memunculkan keindahan, biasanya berupa persamaan bunyi yang terletak di akhir di setiap baris.
Jenis Puisi dibedakan ke dalam Puisi Lama, dan Puisi Baru.
1. Pusi Lama adalah, puisi yang terikat oleh aturan jumlah kata di setiap baris, jumlah baris di setiap bait, banyaknya suku kata di setiap barisnya, serta persajakan.,
2. Puisi Baru, yaitu puisi yang tidak terikat aturan tertentu. bentuknya lebih bebas, demikian pula dengan jumlah kata, baris maupun rimanya.
Puisi Lama berciri
1. Anonim,
2. Penyampaiannya dari mulut ke mulut, dan
3. Terikat oleh jumlah baris.
Jenis-jenis Puisi Lama, di antaranya:
1. Mantra, berupa ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan magis. Misalnya mantra untuk mengobati orang dari pengaruh Makhluk halus, seperti
Sihir Lontar pinang Lontar, Terletak di ujung bumi, Setan buta jembalang buta,
Aku sapa tidak berbunyi.
2. Pantun, yaitu puisi yang memiliki persajakan ab-ab, terdiri dari 4 baris di setiap baitnya, setiap baris berisi antara 8-12 suku kata, baris 1, dan 2 merupakan sampiran, sementara baris 3, 4 adalah isi. Contoh, Pantun Nasihat berikut ini.
Sungguh elok emas permata, Lagi elok intan baiduri, Sungguh elok budi bahasa, Jika dihias akhlak terpuji.
3. Seloka, yaitu sejenis pantun berkait, atau bertautan. Contohnya.
Sudah bertemu kasih sayang, Duduk terkurung siang dan malam, Hingga setapak tiada renggang, Tulang sendi habis terguncang.
4. Talibun, yaitu Pantun Genap yang setiap baitnya terdiri dari 6, 8, hingga 10 baris.
Berikut ini Contohnya.
Anak orang di padang tarap, Pagi berjalan di kebun bunga, Hendak ke pekan hari tiap senja, Di sana sirih kami kerekap, Meskipun daunnya berupa, Namun rasanya berlain juga.
Adapun Puisi Baru,
1. Bentuknya rapi dan simetris,
2. Persajakannya teratur,
3. Berpola sajak seperti Pantun dan Syair, meskipun berbeda,
4. Pada umumnya terdiri dari 4 baris seuntai (dalam baitnya).
Jenis-jenisnya meliputi:
1. Balada, yaitu puisi yang berisi cerita atau kisah,
2. hyme, yaitu pusi yang berisi puji-pujian kepada Tuhan, Pahlawan, atau tanah Air,
3. Ode, berisi sanjungan kepada orang yang dianggap berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
ditujukan pada pribadi tertentu,
4. Epigram, yaitu sejenis puisi yang berisi tuntunan, atau ajaran hidup,
5. Romansa, puisi berisi luapan rasa cinta,
6. Elegi, puisi yang berisi ratapan tangis/kesedihan,
7. Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran atau kritikan.
Praktik baik menyusun Puisi bebas.
Mbak, mengapa kau begitu cepat pergi? Sebelum kita bisa rasai, Indahnya jalinan kasih di antara kita, Terwujud seperti cita.
Mbak, kau berjanji akan menemaniku, Jika saat itu tiba, Kita akan habiskan waktu bersama, Wujudkan amanah Ibu,
Puisi ini muncul begitu saja, di saat pemakaman Mbakyu, di Senin yang lalu. Beberapa hari sebelum beliau dipanggil pulang dengan cara yang sangat indah, kami baru saja mempercakapkan keunginan untuk mewujudkan amanah Ibunda. Mempertahankan peninggalan Ibu, dan menempatinya bersama di sisa usia kami. Tapi itu tidak terwujud. karena Mbakyu telah pulang lebih dulu. kata-kata indah yang diucapkan menjelang napasnya berakhir adalah Astaghfirulloh, Allahu Akbar. Lailaha Illallah di ujung teleponnya pada saya. Senyap. Ternyata benar, ketika saya tiba di rumahnya Minggu malam badanya telah dingin. Raut mukanya putih bersih, dengan senyum di bibir yang rapat terkatup. Sungguh, meninggal yang sangat indah. Alhamdulillah. saya yakin, Mbak pulang husnul khotimah.
Semarang, 2 Agustus 2023
Hadi Riwayati Utami
22.36
Komentar
Posting Komentar