Ini merupakan kesempatan kedua saya mengikuti materi Proofreading. Masih disampaikan oleh Pak D. Susanto, S.Pd. Proofreading, merupakan salah satu tahapan dalam menulis yang harus dilakukan oleh setiap penulis. Biasanya kita mengenal dengan istilah editing, yaitu suatu aktivitas mengoreksi sebuah tulisan, baik dari segi bahasa, tata tulis termasuk ejaan, maupun substansi yang kemungkinan rancu karena di susun dalam kalimat yang kurang efektif. Oleh karena itu seorang Editor harus memiliki ketelitian. Lazimnya dilakukan dengan membaca dengan seksama.
Pak D Susanto menyampaikan, Editing bisa dilakukan sendiri oleh penulisnya, atau oleh orang lain. Menurut beliau, jika kita hendak menerbitkan buku di Penerbit Mayor, biasanya editing merupakan salah satu fasilitas yang diberikan. Dengan begitu editing sebenarnya merupakan aktivitas profesional, yang seharusnya hanya dilakukan oleh seorang yang memiliki kewenangan mengedit yang disebut Editor. Editor bertugas membuat tulisan menjadi baik dan benar, enak dibaca dan dipahami.
Untuk apa kita melakukan editing? Pak D Susanto menjelaskan melalui salindia yang bisa disimak. Editing dilakukan dengan tujuan mengoreksi kesalahan ketik, mengoreksi ejaan dan tanda baca, konsistensi dalam penyebutan nama atau istilah serta memeriksa apakah secara logika tulisan bisa diterima.
Kesalahan ketik, bisa bersifat insidental, sehingga cukup diperbaiki. Kesalahan bisa pula merupakan kecenderungan pribadi, misalnya kebiasaan menulis seperti BUku di awal kalimat. Typo dapat pula terjadi secara otomatis, misalnya menulis bisa menjadi bias; kata sosial ditulis social, dsb. Ada pula jenis typo konseptual, seperti karier ~ karir, atau tanda titik sesudah tanda seru, dan tanda tanya.
Sementara kesalahan ejaan, bisa berupa kesalahan huruf, penulisan kata, penggunanan tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
Pak D Susanto memberikan contoh aktivitas editing seperti berikut.
Penting untuk diperhatikan, pesan Pak D Susanto, bila kita melakukan editing pada tulisan kita? Pesan beliau, sebaiknya proofreading atau editing dilakukan setelah semua tulisan selesai. Biarkan beberapa hari, agar suasana kita netral. Baru setelah beberapa saat, kita baca ulang. Biasanya dengan begini kita akan mudah menemukan kesalahan, atau kekurangan pada tulisan kita. tetapi aktivitas ini bisa juga dilakukan oleh orang lain. Misalnya, kita minta teman kita untuk membaca. Pesan Pak D wanti-wanti, Jangan lakukan proofreading di tengah-tengah kegiatan menulis.
Demikian pelajaran di pertemuan ke- 12. Ko Sim Chung Wei, sebagai Moderator dan beberapa orang Tim Solid Om Jay seperti Bu Ovi, Bu Helwi bahkan Bu There ikut menyelia di antara penyampaian materi, membuat para peserta makin enak mengikuti pelajaran.
Semarang, 22 Juli 2023
Salam Literasi,
Hadi Riwayati Utami
Lanjutkan ya Bun sudah bagus
BalasHapus