RESUME 11 KBMN 28 MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH

 

                                                               


                                                               RESUIME 11 KBMN 28                                                                                                                MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH                                                                                                          WIDYA SETIANINGSIH,  S.Ag.                                                                                                                      Rabu, 1 Februari 2023      

Salut tentu patut kita sampaikan sebagai apresiasi terhadap pengelola Kharisma.  Suka duka mengelola Majalah Sekolah (MS) tentu tak luput dari setiap insan yang peduli untuk menanganinya. Bu Widya contohnya. Kemauan kuat, pantang menyerah membuat MS Kharisma tetap eksis hingga saat ini. setelah melalui proses stagnan, bahkan mati, kemudian Reborn

Berangkat dari pengalaman sebelumnya, pada kelahirannya kembali, tentu dilakukan berbagai upaya pembenahan, utama berkaitan dengan menejemen, kepenguruasan maupun produksi. Tetapi dari penjelasan Bu Widya, support utama memang tentu saja sekolah. Apakah itu yayasan (jika itu sekolah swasta), atau para pimpinan sekolah (Kasek, dan Wakasek), hingga warga sekolah pada umumnya (Siswa dan Guru), dan tak luput adalah Wali Siswa. 

Dukungan tidak semata-mata pada pendanaan, jika memang terpaksa harus subsidi. Dukungan yang sangat penting adalah kelangsungan hidup sebuah MS terkait isi. Tidak mudah tentu mendapatkan tulisan sebagaimana yang ditetapkan oleh Pimred. Walaupun tampaknya mudah, tinggal menugasi siswa untuk menulis. Kendala yang sering dihadapi tentu adalah seleksi naskah. Perlu dukungan SDM yang tidak saja jumlah, tetapi juga kemampuan menyortir sekian banyak naskah yang dikirim oleh siswa. Sebagai media berbasis sekolah, majalah kharisma tentu harus mengikuti kemajuan di berbagai pengetahuan.

Secara runtut Bu Widya menjelaskan tentang seluk beluk pengelolaan MS
 
Menurut Bu Widya, ada 3 hal yang perlu diketahui tentang majalah. 1. majalah merupaka terbitan berkala yang berisi berbagai liputan jurnalistik maupun pandangan tentang suatu topik yang aktual, dan perlu diketahui oleh khalayak. 2. Menurut waktu terbitnya dibedakan: majalah bulanan, tengah  bulanan/semester, mingguan, dsb. 3. Menurut isinya, ada beberapa jenis majalah yang diperuntukkan anak, anak, wanita, remaja, sastra, ilmu pengetahuan tertentu seperti misalnya kesehatan, dunia pendidikan, dsb. Sementara yang dimaksud majalah sekolah (MS) adalah majalah yang dibuat, dikelola, dan diedarkan di lingkungan sekolah.

Untuk membuat MS beberapa tantangan menjadi kendala yang harus ditangani dengan baik.

Tantangan paling sulit adalah mengajak rekan kerja untuk mewujudkan suatu ide. Tidak setiap guru memiliki perhatian yang baik terhadap perlunya MS. Apalagi jika diajak mengelola, tidak sembarang guru pula memiliki kemampuan mengelola MS. Selain harus berkorban waktu, tenaga, masih pula harus bertanggungjawab terhadap upaya kelangsungannya. Jika sekolah tidak mendukung, rasanya sulit 'mengadakan' MS. Dukungan tentu bukan hanya pendanaan, tetapi juga penghargaan, pemberian keleluasaan jam mengajar yang ekuivalen dengan jam kerja mengurus majalah. Demikian pula dengan masyarakat, dalam hal ini Orang Tua Siswa yang jelas-jelas berkepentingan terhadap eksistensi MS di sekolah putra-putrinya.

Setidaknya ada empat langkah yang harus dilaksanakan untuk membuat MS.                                             1. Menyatukan ide, dengan cara mengajak rekan Guru yang sevisi untuk mengaktualisasikan misi,         2. Merancang anggaran, menghitung beaya produksi, sumber dana, dsb,
 3. Mengupayakan dukungan sekolah, dengan mengajukan proposal (visi, misi, tujuan, manfaat, SDM,
 4. Sosialisasi dalam rangka memperoleh dukungan dari masyarakat, khususnya Orang Tua Wali, kemungkinan pengembangan (promosi, sponsorship, dsb).

Langkah berikutnya adalah menyusun kepengurusan MS. Dalam hal ini Bu Widya memberikan gambaran melalui bagan organisasi beserta juknis/juklaknya sebagai berikut



Keberadaan Majalah Sekolah sangatlah penting, beberapa di antaranya adalah:
1. Sebagai media komunikasi antara sekolah, siswa dan orang tua wali
2. Sarana pemberitaan atau informasi tentang kemajuan sekolah, dan program-programnya,
3. Ajang kreativitas Siswa dan Guru (menulis, menggambar, dsb),
4. Salah satu bentuk publikasi sekolah di masyarakat,
5. Kebanggaan sekolah (prestige sekolah).
6. Kelengkapan persyaratan Strata Sekolah (Unggul, baik, dsb) saat Akreditasi.

Akhirnya Bu Widya bercerita tentang Majalahnya, mulai dari bagaimana awal beliau membidani lahirnya Kharisma, hingga sekarang ini. Inilah perjalanan Kharisma, dari mulai masih lembaran fotokopi berukuran kecil, hingga menjadi majalah, dan 2 tahun terakhir bersampul hard cover.                
                                                       Kharisma setelah menjadi majalah

Di sela-sela penyampaian materinya, Bu Widya menyempatkan waktu mengajak  peserta pelatihan untuk menulis di blog, tentang sekolah masing-masing dalam waktu 15 menit.

Penyampaian materi dilanjutkan dengan Tips jika hendak membuat MS.
1. Merancang nama majalah. Sarannya di antaranya, unik, menarik dan mudah diingat,
2. Menentukan template, jenis publikasi: artikel, puisi, cerpen, cerbung, cerkam, IPTEKS, berita, informasi, dsb., termasuk bahasa dan gaya penulisan.
3. Mengupayakan ISSBN/QCRBN
4. Menentukan tema: aktual, isu yang sedang booming/ngetren (news) baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat,
5. Menata design cover dan layout yang menarik,
6. Pembeayaan (produksi: cetak, honor crew, hadiah kuiz, serta sumber dana),
7. Majalah bisa berbentuk cetak, maupun digital (online),
8. Peningkatan SDM: mengikutsertakan crew dalam berbagai pelatihan berkaitan dengan publikasi maupun jurnalistik,
9. Pupuk kekompakan, dan komitmen Crew: healing, refreshing, gathering, dsb.

Di akhir penyampaiannya, Bu Widya membangkitkan semangat dan mengusik empati peserta pelatihan terhadap sekolah. Begini beliau membakar semangat berkreativitas, dan loyalitas kerja para peserta.
                     
Tentu kita suka bukan kalau melihat anak-anak kita terpampang di majalah dengan segala aktivitas dan kreativitas mereka? Nah, apalagi yang ditunggu. Kata Bu Aam, "Done!"

Demikian materi pelatihan pada pertemuan ke- 11 di KBMN 28 ini. Pelajaran berjalan lancar, dan penuh keakraban (terlihat pada chat-chat yang terpampang di WA dengan sistem buka-tutup), makin seru dengan cerita dan komen-komen Moderator handal KBMN,  Ibu Mutmainah, M.Pd. Konon keduanya ibarat mata uang, dibolak-balik tetap sama (sejiwa, meski terpisah tetapi hakikatnya tak berpisah, lengket seperti perangko dan amplopnya).

Terima kasih Ibu-Ibu Cantik, Brilian, dan Berakhlakul karimah.😊🙏




Semarang, 31 Januari 2023


     Hadi Riwayati Utami













                                 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT LANGSUNG, TIDAK LANGSUNG DAN PARAGRAF

RESUME PERKULIAHAN MKU BHASA INDONESIA, Senin, 1 April 2024

TUGAS KAJIAN PRAGMATIK Rabu, 8 Mei 2024