RESUME KULIAH PRAGMATIK                                                                                                                       Kamis, 18 April 2024

Kuliah Pragmatik pertama setelah libur Puasa dan Lebaran berlangsung secara daring. Tidak semua mahasiswa hadir, mungkin karena masih dalam suasana Lebaran. Belum usai euforia kebahagiaan berhasil mengalahkan hawa nafsu selama satu bulan penuh. Setelah saling menyapa, dan bermaafan, kuliah segera dimulai. Di pertemuan ke-7 ini, kuliah masih membahas Deiksis dan Tindak Tutur. data yang seharusnya berasal dari mahasiswa ternyata tidak berhasil ditampilkan, kecuali satu yang ditulis oleh Kirana, itu pun masih harus diedit ulang.

Data awal sebagai berikut.                                                                                                                            "Ketika lebaran kemarin, saya berkeliling kampung dan saya bertemu banyak orang, kemudian saling mengucapkan minal aidzin wal faidzin, bahkan teman saya yang sudah lama tidak bertemu berkunjung ke rumah saya untuk bersilaturahim guna mempererat tali persaudaraan."

Perhatikan, kalimat di atas selain tidak efektif karena begitu panjang juga tidak indah jika dibaca dan didengarkan. Ketidak efektivan itu, pada kalimat yang menyerupai paragraf ini terdapat beberapa ide pokok. Sementara pada sebuah paragraf hanya berisi satu gagasan utama atau ide pokok yang dituangkan pada kalimat utama. Sementara itu pada kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelas. Cermati bagaimana kalimat yang menyerupai paragraf tersebut diuraikan berdasarkan ide atau gagasannya.

1. "Lebaran kemarin saya berkeliling kampung dan bertemu banyak orang. Kami saling mengucapkan minal aidzin wal faidzin. Salah seorang teman yang sudah lama tidak bertemu berkunjung ke rumah untuk bersilaturahim dan mempererat tali persaudaraan."

Bagaimana? Lebih jelas bukan gagasan yang hendak disampaikan Penutur (P/O) kepada Mitra tuturnya (Mt/O2)?

Pada tuturan di atas, jelas bahwa saya sebagai P hendak menyampaikan kepada Mt bahwa ia pada Lebaran kemarin berkeliling kampung, dan bertemu banyak orang. Pada kesempatan itu mereka saling mengucapkan minal aidzin wal faidzin. Ia juga menceritakan salah satu teman lamanya datang berkunjung untuk bersilaturahim mempererat tali persaudaraan.

P atau saya pada paparan digantikan dengan ia (Dp),  Dp atau deiksis persona saya dan banyak orang digantikan dengan deiksis mereka. Sementara itu deiksis penunjuk lokasi (Dl) ditunjukkan dengan kata kampung, dan rumah serta kata penunjuk pada dan di. Pada paparan (maksud) Dl rumah lesap (0), meskipun demikian tidak mengurangi kejelasan atau mengaburkan maksud., bukan? Adapun deiksis waktu (Dw) diwakili kata lebaran kemarin, yang kemudian berubah menjadi pada kesempatan itu.     -nya sebagai kata ganti milik disebut deiksis tata bahasa. Pada paparan tersebut -nya melekat pada kata teman (teman milik P).

Sekarang, bagaimana dengan Tindak Tutur (t)?

Seperti kita ketahui, Austin (1960) dalam bukunya What Do You Thing with Word, membagi tindak tutur ke dalam dua jenis tindakan, yaitu tindak Konstantif (yang jelas bisa diketahui benar atau salah), dan tindak Performatif. Tindak tutur Performatif menurut Austin sesungguhnya juga menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh penutur.  Contohnya tuturan, "Hari ini saya tidak bisa mengajar." Kalimat tuturan ini jelas hendak memberitahukan pada mitra tutur, bahwa P memberitahukan tidak bisa mengajar. Dengan demikian P melakukan aktivitas memberitahukan (tt. Deklaratif).

Selanjutnya, Searle (1970, murid Austin), menyatakan bahwa setiap tindak tutur pasti memiliki maksud tertetu. Artinya, setiap tuturan memiliki daya pengaruh terhadap pelaku tutur (P/Mt). Ia membagi tuturan ke dalam tiga jenis tindak tutur, yaitu Tindak Tutur Lokusi (ttL), Tindak Tutur Ilokusi (ttIl), serta Tindak Tutur Perlokusi.  Tindak Ilokusi dibagi lagi ke dalam lima Tindak Tutur, yaitu Tindak Tutur asertif/Representatif (ttR), Tindak Tutur Deklaratif (ttDk), Tindak Tutur Direktif (ttDr), Tindak Tutur komisif (ttK), dan Tindak Tutur Ekspresif (ttE).

Tuturan P di atas (Lebaran kemarin ....), menunjukkan bahwa P menceritakan pengalamannya di Hari Lebaran kemarin. Jelas tt pada tuturan di atas dikategorikan ke dalam tt Deklaratif (Dk). 

Di samping itu, tt bisa juga dilihat dari bagaimana cara penyampaiannya. Itu artinya kita harus mencermati kalimat (tuturan) tersebut. Jika kita perhatikan ketiga kalimat di atas sangat jelas berwujud kalimat pernyataan (statement). Jika ditelusuri makna (maksud) tuturannya kalimat-kalimat di atas tidak sedikit pun mengandung sindiran, atau menyembunyikan maksud.                                                            1. Lebaran kemarin saya berkeliling kampung dan bertemu banyak orang.                                                2. Kami saling mengucapkan minal aidzin wal faidzin.                                                                                3. Salah seorang teman juga datang berkunjung untuk bersilaturahim dan menyambung tali                          persaudaraan.

Kalimat-kalimat seperti dia atas dituturkan secara cablaka, karena memang hanya bercerita. Oleh karenya dikategorikan ke dalam Tindak Tutur Lateral (ttLt). Modusnya Kalimat Berita (statement).

Sekarang mari kita lakukan kajian terhadap dua kalimat berikutnya.

2. "Mohon maaf Ibu, saya tadi waktu dipanggil presensi tidak mendengar karena jaringannya tidak               stabil."

Tuturan Mayshelta (P) kepada Bu Utami (Mt) sangat jelas. Ia meminta maaf atas keteledorannya tidak mendengar panggilan presensi. Kalimat ini jelas bermodus imperatif (permintaan), juga bersifat lateral karena disampaikan dengan apa adanya. jika dilihat dari aktivitas (P) maka tuturan tersebut dapat dikategorikan tt Komisif (meminta maaf), sekaligus tt. Dk. P dalam hal ini melakukan dua aktivitas meminta maaf dan memberitahukan. 

Jika kita melihat dari daya kalimatnya, jelas kalimat tersebut mengandung daya memohon dan memberitahu. P berharap Mt bisa memaklumi. Artinya tuturan (P) adalah tt. Ilokusi.

Sekarang, perhatikan bagaimana deiksis dimanfaatkan oleh P pada tuturan ini. Ada beberapa deiksis, Ibu (Mt), dan saya (P) merupakan deiksis persona (Dp); tadi, waktu dipanggil (keduanya bisa saling menggantikan) adalah deiksis waktu (Dw). Adapun -nya, adalah (Dttb), sebagai wujud interferensi bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia (jaringane).

3. "Zaki, senang sekali bertemu Anda hari ini. Anda tampak begitu santai dengan mengenakan Kaos             tanpa Kerah."

Mari kita perhatikan deiksisnya lebih dahulu. Zaki dan Anda adalah dua deiksis persona (Dp) yang bisa saling menggantikan. Deiksis waktu (Dw) hanya diwakili kata hari ini.

Tuturan Bu Utami (P) pada Zaki (Mt) di kalimat pertama dikategorikan tt. Ekspresif. Alasannya, karena P menyatakan suka cita, menunjukkan kegembiraan bertemu dengan Mt. Demikian pula dengan kalimat tuturan berikutnya. Tindak tutur Ekspresif dipergunakan untuk mengungkapkan kegembiraan, penilaian (mengevaluasi). Salah satu kata yang mengindikasikan ekspresi adalah pemakaian kata begitu santai, mengenakan Kaos tanpa Kerah.

Tindak Ilokusi di atas jelas memengaruhi perasaan Mt, senang karena dosennya menyatakan senang berjumpa dengannya, dan perasaan kaget karena tidak menduga bahwa cara berpakaiannya mendapatkan komentar demikian. Sebagai mahasiswa Mt pasti baru tersadar bahwa cara berpakaiannya tidak semestinya di situasi formal (perkuliahaan) seperti itu.

Apabila dilihat dari cara penyampaiannya, maka tuturan pada kalimat pertama dikategorikan tt. Lateral. Karena jelas tidak ada unsur mengada-ada (disembunyikan). tetapi pada tuturan di kalimat ke- 2, "Anda tampak begitu santai dengan Kaos tanpa Kerah.", dapat dikategorikan Nonlateral karena dapat diduga P sedang menegur Mt, meskipun kalimatnya tidak bermodus Imperatif. Bandingkan jika tuturannya seperti ini, "Anda tampak begitu santai dengan Kaos tanpa Kerah meskipun sedang kuliah!" Pada kalimat ini jelas P sedang menyindir Mt.

Nah, Teman-teman begitulah kajian pragmatik. Perhatikan, kajian kita lakukan pada tuturan pada situasi tertentu. Kalimat terakhir tentu tidak akan dikategorikan Nonlateral, jika itu dilakukan P di suasana santai misalnya karena P tidak sedang menegur apalagi menyindir Mt.

Silakan Anda cek ulang bagaimana Anda melakukan kajian. Terima kasih, kita akan terus berlatih.

Mengakhiri Resume ini, ada 2 pertanyaan yang jawabannya bisa menjadi simpulan.                                  1. Jika demikian apa fungsi deiksis?                                                                                                              2. Mengapa kita melakukan kajian pragmatik, untuk apa mempelajari pragmatik?

                                           

Semarang, 19 April 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT LANGSUNG, TIDAK LANGSUNG DAN PARAGRAF

RESUME PERKULIAHAN MKU BHASA INDONESIA, Senin, 1 April 2024

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2024 MKU BAHASA INDONESIA SENIN, 6 APRIL 2024