MENERBITKAN BUKU DARI KARYA TULIS ILMIAH
Pemateri di Pertemuan 4 KBMN 28, Eko Daryono, S. Kom., merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Lahir di Karanganyar, 20 Desember 1975 Beliau menikah dengan Ibu Patmini, A.Md. Kep, dan dikarunia 3 orang putra, Shinta Rahmasari (Mahasiswa), Ridlo Aryo Ramadlan (SMA), dan Kalila Assabiya Arafah (MI). Seharai-hari beliau merupakan Pejabat ASN Fungsional Tertentu dengan status Tersertifikasi pada Mata Ajar TIK. Jabatan terakhir sebagai Ahli Madya (Pembina IVa). Profesi lain yang ditekuni yaitu sebagai Penulis, Editor, Narasumber berbagai Diklat, Seminar, dan Workshop baik yang bersifat Kedinasan maupun NonDinas. Beliau juga seorang Motivator Literasi, dan Mentor penulisan berbagai karya ilmiah. Saat ini beliau sedang mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7.
Pak Eko yang disapa dengan panggilan Mr. Yons oleh Moderator, Ibu Nur Dwi Yanti atau NDY ini adalah juga Alumni KBMN 12. Beliau menyebut Ibu Lilis Ika Herpianti, S.H., dan Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd., yang telah membawanya menjadi narasumber di kegiatan ini. Ucapan terima kasih beliau sampaikan di kesempatan ini, kepada Founder KBMN PB PGRI, Dr. Wijaya Kusumah, M. Pd. dan IGTIK PGRI yang memberikan kesempatan pada beliau untuk berbicara di forum hebat ini.
Pelajaran pertama yang beliau sampaikan adalah kita sekalian pasti telah memiliki karya ilmiah, apakah itu Skripsi, Thesis, Desertasi, dan mungkin banyak sekali laporan penelitian yang berserakan, atau teronggok berdebu di rak-rak buku. Nah, agar lebih bermanfaat karya-karya itu harus kita jadikan buku, caranya dengan memodifikasikannya sesuai sifat dan sistematika atau struktur sebuah buku. Tujuannya agar lebih banyak lagi orang yang membaca karya kita. Dan itu berarti tabungan pahala, karena telah berbagi ilmu. Demikian sari dari pembicaraan Narasumber dan Moderator.
1. Apa KTI itu?
Peraturan kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyebutkan, yang disebut karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan atau tinjauan, ulasan atau review, kajian serta pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan maupun kelompok dan memenuhi ketentuan kaidah ilmiah.
2. Apa sajakah yang termasuk KTI?
Menurut Pak Eko, ada dua jenis karya tulis ilmiah, yaitu Karya Tulis Ilmiah Buku, dan karya Tulis Ilmiah Nonbuku.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nonbuku meliputi: KTI bidang akademis untuk memeroleh gelar, seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi. KTI dari hasil penelitian mencakup: PTA, PTA, best practice, makalah, artikel, dan jurnal, serta KTI berupa ulasan atau resensi.
Adapun KTI yang berupa buku, meliputi:
Buku Bahan Ajar, seperti diktat, modul, buku ajar, dan buku referensi,
Buku Pengayaan, terdiri dari monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan,
Buku Kompilasi, seperti bunga rampai, dan prosiding.
Tidak semua KTI berupa buku. Bila dilihat dari wujudnya memang kita mengetahui ada PTK, PTS, tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. Wujudnya memang buku, tetapi sesungguhnya itu bukan buku. Lebih tepat disebut laporan hasil penelitian yang publikasinya bersifat terbatas.
3. Bagaimana Struktur Penulisan KTI?
Struktur dia atas umumnya menjadi standar penyusunan bab-bab dalam KTI, meskipun KTI seperti tugas akhir, skripsi, tesis, serta disertasi di setiap kampus memiliki gaya selingkung yang berbeda-beda.
4. Perbedaan Laporan KTI dengan KTI yang dikonversi ke dalam buku
Secara substansial isi antara KTI laporan penelitian dengan KTI buku hasil konversinya tidak berbeda, tetapi untuk menghilangkan kesan kaku pada buku, dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Seperti terlihat pada tabel di atas, penyesuaian itu di antaranya sistematika penulisan mengikuti sistematika buku pada umumnya. Sebagai contoh dalam hal penomoran sub bab. Demikian pula dengan gaya penulisan dan bahasanya. Pada buku bahasanya selain lebih luwes dan lugas, juga tidak lagi kata-kata seperti penelitian ini, penelitian sejawat, penulis dan sejenisnya.
5. Cara Mengkonversi KTI Menjadi Buku
a. Modifikasi Judul
Judul KTI berupa laporan pada umumnya memuat unsur-unsur seperti, variabel penelitian, objek penelitian, serta setting penelitian (tempat dan waktu). Sementara pada KTI hasil konversi, judul buku sebaiknya menunjukkan keunikan, mudah diingat serta mencerminkan isi buku. Lazimnya sebuah buku akan banyak dibaca orang. Oleh karena itu judul sebaiknya menarik (meskipun sifatnya subjektif), serta menjual (memiliki daya jual tinggi). Perhatikan contoh konversi dari hasil penelitian Pak Eko berikut ini
b. Modifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
Penulisan laporan hasil penelitian pada umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku. Pada penyusunan konversi laporan ke buku, harus dilakukan modifikasi gaya penulisan sesuai dengan gaya penulisan buku. Seperti misalnya tidak ada lagi sub bab yang menyebabkan buku terkesan terpisah-pisah.
c. Modifikasi Bab I
Bab I, yang biasanya disebut PENDAHULUAN, bisa tetap menggunakan sebutan ini, atau diubah menjadi PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Contohnya pada konversi PTK Pak Eko, pendahuluan diubah menjadi FENOMENA PEMBELAJARAN TIK. Pada bagian ini berisi penjelasan fenomena yang melatarbelakangi tindakan PTK ditambah dengan fenomena kekinian. Hal ini penting ditonjolkan agar novelty atau kebaruan dan pentingnya isi buku mengundang pembaca tertarik membaca hingga tuntas.
Secara struktur modifikasi menjadi buku, tidak diperlukan lagi adanya sub bab-sub bab seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, ataupun manfaat dalam bentuk angka-angka. Semuanya sudah include di dalam bagian pembuka atau pendahuluan tadi. Prinsipnya dengan melakukan eksplore pada latar belakang.
d. Modifikasi Bab II
Perhatikan contoh PTK berikut ini.
Susunan bab dan sub bab pada PTK di atas diubah menjadi bab-bab dalam buku, yaitu
Komentar
Posting Komentar