RESUME 14 KBMN 29 KONSEP BUKU NONFIKSI
Buku nonfiksi merupakan buku yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan.
Isi buku nonfiksi adalah informasi, pengetahuan, atau wawasan.
Tujuan penulisan buku nonfiksi ialah menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari informasi yang sudah ada.
Apakah rumit membuatnya?
Tidak ada yang rumit jika kita tahu ilmu dan teknisnya.
JANGAN KUATIR TETAP OPTIMIS, AKAN LAHIR KARYA dari tangan Bapak Ibu semua. Karya yang lahir tidak harus ke penerbit mayor, Bapak ibu bisa mulai menulis di blog maupun mengirimkan karya ke penerbit minor. Bangunlah branding sebagai penulis dari hal sederhana namun konsisten. Hal ini akan menjadi stimulus untuk karya yang hebat.
Bu Muslin adalah Alumni Gelombang 8 yang terbentuk di saat Pandemic Covid 19. Tentu saja situasi dan kondisinya tidak sama dengan saat ini, ERA KURIKULUM MERDEKA. Kesimpulannya berproseslah mengikuti perkembangan jaman yang tiap detik berubah.
Kami bersembilan dari gelombang 8 telah berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul 'Literasi Digital Nusantara'. Meningkatkan Daya Saing Generasi.
Gambar tersebut adalah judul sebuah buku yang menginspirasi banyak penulis pemula, seperti kita semua.
Dan Pointer, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya 'Is There A Book Inside You?' Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.
Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.
Bapak Ibu coba renungkan sejenak, apakah kita sudah 'mempunyai Sebuah Buku'? Di dalam pikiran Bapak Ibu mungkin? Pengalaman dan pengetahuan apa yang belum tereksplore?
Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis dan menulis sebuah buku?
Bagi Bu Muslin, mengapa beliau ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut: 1. 1. Mewariskan ilmu lewat buku, 2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline. 3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru. Bagaimana dengan Bapak Ibu?
Cobalah untuk bertanya pada diri sendiri.Kutipan yang sangat dikenal dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa saya ingin menjadi penulis.
Menulis memang bukanlah hal yang mudah, apalagi harus dilakukan oleh kita yang tidak suka membaca, malah lebih sulit lagi. Menulis adalah keterampilan produktif, ini berarti keterampilan yang membutuhkan modal. Modalnya adalah banyak membaca dan mengamati fenomena yang ada.
Menulis untuk saat ini mempunyai makna yang luas. Membuat konten sebenarnya adalah turunan dari menulis. Bagaimana sebuah tim kreatif menghasilkan karya jika tidak didahului oleh konsep yang ditulis.
Ini hanya sebagai pengantar agar kita terpacu untuk menghasilkan karya.
Sebelum kita belajar menulis buku nonfiksi, Moderator telah mengantarkan kita dengan begitu banyak pengetahuannya tentang menulis. Tema diskusi malam ini adalah Penulisan Buku Nonfiksi. Diskusi kita mulai dengan pengertian buku nonfiksi.
Buku Nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan FAKTA dan KENYATAAN. Isi buku nofiksi adalah INFORMASI, PENGETAHUAN atau WAWASAN.
Apa tujuannya? Tujuan penulisan buku nonfiksi adalah menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari informasi yang sudah ada.
Ciri buku nonfiksi 1. Menggunakan bahasa formal, 2 .Makna yang disampaikan adalah makna denotasi, 3. Ditulis berdasarkan fakta, 4. Tulisan berbentuk tulisan ilmiah, 5. Meghasilkan temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama, 6. Penulis memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam tulisannya.
Jenis buku nonfiksi meliputi: 1. Buku Nonfiksi Murni, 2. Buku Nonfiksi kreatif.
Buku nonfiksi murni adalah buku yang berisi kumpulan data otentik yang dikembangkan menjadi sebuah buku. Data-data tersebut berasal dari teori, wawancara penulis, observasi, angket dan bukti lainnya. Contoh buku nonfiksi murni kita temukan pada SKRIPSI, DISERTASI, ARTIKEL, FEATURE, dll
Sementara buku Nonfiksi Kreatif adalah buku yang berisi data-data otentik yang kemudian dikembangkan dengan bumbu-bumbu kreatif dari pengarang. Contohnya: 1. Biografi, 2. Autobiografi, 3. Memoar, 4. Buku Motivasi, pengembangan diri/psikologi, 5. Buku panduan/manual, 6. Buku pelajaran/buku teks/pendamping, 7.Buku encyclopedia/kamus, 8. Buku catatan perjalanan
Mudah bukan? Dan saya yakin semua Bapak Ibu telah memiliki buku nonfiksi di dalam diri masing-masing. Contohnya? Untuk saat ini yang lagi hit dan banyak dicari adalah cara merumuskan CP menjadi TP, ATP dan Modul Ajar.
Bapak Ibu pasti suka healing ke berbagai tempat rekreasi, yang tentu saja memberi kesan tersendiri untuk Bapak Ibu. Ini juga bisa menjadi sebuah buku nonfiksi "Buku Catatan Perjalanan". Dan tentu masih banyak lagi yang lain yang ada di dalam benak kita.
Ada 3 pola penulisan buku nonfiksi, yaitu: 1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) seperti contohnya buku pelajaran, 2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses, seperti buku Panduan, 3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Bu Muslin menggunakan Pola ketiga untuk menulis buku Literasi Digital Nusantara, yakni Pola Klaster.
Bagaimana prosesnya? Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni: 1. Pratulis, 2. Menulis Draf, 3. Merevisi Draf, 4. Menyunting Naskah, 5. Menerbitkan
Langkah pertama, pratulis: 1. Menentukan tema, 2. Menemukan ide, 3. Merencanakan jenis tulisan, 4. Mengumpulkan bahan, 5. Bertukar pikiran, 6. Menyusun 7. Melakukan riset, 8. Membuat Mind Mapping, 9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Contoh tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya: 1. Pengalaman pribadi, 2. Pengalaman orang lain, 3. Berita di media massa, 4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, 5. Imajinasi, 6. Mengamati lingkungan, 7. Perenungan, 8. Membaca buku
Tema yang diangkat oleh Bu Muslin dalam bukunya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat materi di Prof. EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020
Adapun referensinya berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.
Nah, sekarang apa yang disebut referensi itu? Referensi bisa berupa: 1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal, 2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal, 3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini, 4. Penemuan yang telah didapatkan, 5. Pemikiran yang telah direnungkan.
Apakah anatomi ini penting? Jika Bapak Ibu ingin mendapatkan Sertikat sebagai Penulis, hal ini akan ditanyakan oleh Asesor. Apa sajakah yang dikategorikan sebagai anatomi buku?
1. Halaman Judul, 2. Halaman Persembahan (opsional) 3. Halaman Daftar Isi 4. Halaman Kata Pengantar (opsional), minta kepada tokoh yang berpengaruh 5. Halaman Prakata 6. Halaman Ucapan Terima Kasih (opsional) 7. Bagian /Bab 8. Halaman Lampiran (opsional) 9. Halaman Glosarium 10. Halaman Daftar Pustaka 11. Halaman Indeks 12. Halaman Tentang Penulis
BAB I Penggunaan Internet Di Indonesia A. Pembagian Generasi Pengguna Internet B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB II Media Sosial A. Media Sosial B. UU ITE C. Kejahatan di Media Sosial
BAB III Literasi Digital A. Pengertian B. Elemen C. Pengembangan D. Kerangka Literasi Digital E. Level Kompetensi Literasi Digital F. Manfaat G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi H. Kewargaan Digital
BAB IV Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara A. Keluarga B. Sekolah C. Masyarakat
BAB V Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62 A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
Langkah berikutnya membuat kerangka. Selanjutnya Bu Muslin mengajukannya kepada Prof. Eko dan disetujui untuk dilanjutkan ke proses penulisan. Selanjutnya isi buku yang didasarkan pada kerangka mengikuti ajaran Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau. (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be). Tulisan akan tertata rapi. Indeks, daftar isi akan tertulis secara otomatis.
Langkah berikutnya, menulis Draft. 1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas, 2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituangkan ke dalam tulisan. Di langkah kedua ini, sebaiknya hindari terlalu idealis atau ingin sempurna. Tetapi silakan menulis menulis dan menulis. Seperti Mantra Om Jay, "Buktikan apa yang terjadi!"
Langkah ketiga, merevisi Draft. 1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian, 2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.
Biasanya ketika langkah kedua telah terlewati, kita akan memeriksa kembali tulisan mulai dari awal sampai akhir.
Langkah keempat, menyunting naskah. Pelajari KBBI dan EBI 1. Ejaan, 2. Tata bahasa, 3. Diksi, 4. Data dan fakta, 5. Legalitas dan norma (kaitannya dengan selingkung dan tata tulis. Di langkah keempat ini, kita bisa meminta tolong orang lain untuk membaca, dan kemudian menyunti
Hambatan-hambatan dalam menulis 1. Hambatan waktu, 2. Hambatan kreativitas, 3. Hambatan teknis, 4. Hambatan tujuan, 5. Hambatan psikologis,
Cara mengatasi 1. Banyak membaca, 2. Memperhatikan sekeliling untuk mendapatkan inspirasi. Sangat mungkin kita menemukan narasumber, atau apa pun yang berkaitan dengan topik kita, 3. Disiplin menulis setiap hari.
Di antara ketiganya, tampaknya nomor 3 yang paling sulit. Itulah sebabnya KBMN ini menuntut kita untuk menulis 30 Resume pertemuan. tujuannya adalah agar kita terbiasa menulis.
Sungguh padat materi kali ini. Semua daging. Tantangan bagi kita untuk mewujudkannya. Tunggu apa lagi?! Ayoo...kita mulai!
Jangan pernah lupakan, Mantra Sakti ini: Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang akan terjadi?!
Pertanyaan: Bagaimana tip dan trik agar bisa menulis dengan baik?
Tip untuk bisa menulis adalah dengan membaca dan menulis setiap hari. Membaca maknanya sangat luas. Ibu bisa membuka you tube, bisa membaca praktik baik teman-teman di PMM, membaca blog dll. Dengan membuka cakrawala seluas-luasnya, ibu akan semakin terasah kepekaan akan fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita. Dari sini, ibu akan semakin peka hal apa yang diminati oleh tema-teman atau calon pembaca buku ibu.
Menulislah hal yang ibu sukai dan kuasai. Ini akan mempermudah ibu dalam menulis.
Pertanyaan: 1. Apakah PTK termasuk buku non fiksi? 2. Apakah ide judul/ tema terkini tentang PTK?
PTK termasuk buku nonfiksi murni. Untuk tema terkini yang bisa menjadi bahan tulisan adalah pembelajarn differensiasi atau P5. Tulislah sesuatu yang dekat dengan ibu, yakni kelas yang Ibu ampu.
Praktik baik tentang Kurmer bisa ibu dapatkan di PMM, you tube, tik tok. Hal-hal yang ibu dapatkan di media sosial bisa menjadi sumber inspirasi ibu. Semangat dan ayo menulis untuk berbagi ilmu.
Pertanyaan:
1. Apakah buku nonfiksi harus banyak tulisannya? Bagaimana untuk buku-buku memasak atau membuat prakarya atau craft atau media pembelajaran, bisa dikatakan buku nonfiksi karena biasanya sedikit tulisan dan banyak gambar?
2. Bolehkan membuat buku solo tentang media pembelajaran? Karena saya guru PAUD sering membuat alat/ media pembelajaran dan menuangkannya menjadi sebuah buku.
1. Pengertian buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan FAKTA dan KENYATAAN. Isi buku nofiksi adalah INFORMASI, PENGETAHUAN atau WAWASAN. Salah satu jenis buku nonfiksi adalah buku panduan. Buku memasak atau buku membuat prakarya adalah buku yang berisi informasi dan pengetahuan. Gambar berfungsi untuk memperjelas.
2. Sangat boleh, apalagi jika itu tentang alat atau media pembelajaran di PAUD. Luar biasa,
Pertanyaan:
1.Dalam membuat atau menulis cerita Non fiksi adakah rambu-rambunya? 2. Untuk halaman Judul supaya menarik pembaca adakah kiat khususnya bun?
1. Menggunakan bahasa formal. 2. Makna yang disampaikan adalah makna denotasi. 3. Ditulis berdasarkan fakta. 4. Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular. 5. Menghasilkan temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama. 6. Penulis memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam tulisannya.
Judul adalah pandangan pertama pembaca. Judul yang kita berikan harus menarik dan mewakili isi buku. Jangan karena supaya laku keras, judulnya menyesatkan. Kita tetap harus berpedoman bahwa tulisan nonfiksi berdasarkan fakta dan kenyataan.
Untuk mendapatkan judul yang menarik, kita bisa berselancar di internet untuk mendapatkan inspirasi judul buku yang menarik.
Pertanyaan:
1. Bagaimana Langkah bila ingin menerbitkan buku dari kumpulan tulisan di media online dan media cetak? 2. Untuk kumpulan tulisan dibuat beberapa kategori, tiap kategori 1 bab atau cukup 1 jenis saja ?
Tulisan yang sudah terkumpulkan, tinggal dilengkapi dengan pengantar, daftar isi, dll dan diterbitkan. Contoh kumpulan tulisan dari media adalah buku Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Resume ini disusun dengan memanfaatkan kepiawaian Moderator, Ibu Lely Suryani, S.Pd., salah satu Tim Solid Om Jay yang juga salah satu Tim Solid Om Jay di KBMN, dan Tim Hore di Public Speaking. Beliau juga salah seorang Guru Penggerak hebat.
Semarang, Rabu, 26 Juli 2023
Hadi Riwayati Utami
terima kasih resumenya bunda
BalasHapus